Pameran Kerajinan Internasional di Jogja akan Dibuka oleh Presiden Jokowi
"Biaya ekspor tentu bisa lebih rendah dari biaya yang dikenakan untuk pelanggan dalam negeri," jelasnya. Mengorganisir acara sesuai
Endro sengaja memilih Jogja karena dianggap strategis dan representatif menghubungkan pengusaha di Jawa dan Bali.
Menurut Endro, pembeli luar negeri akan mendapatkan keuntungan karena bisa bertransaksi langsung dengan pengusaha atau pengrajin di
bangsa. Menurutnya, meski ada pelanggan nasional yang ingin membeli barang kerajinan dan furnitur itu akan dilayani.
"Dengan pameran ini kami mengkomunikasikan kebutuhan untuk membangun pasar secara kolektif daripada bercerai di hadapan MEA," katanya
menjelaskan. "Tidak salah jika pembeli datang ke tampilan ini, karena mereka akan bertemu langsung dengan pabrikannya, bukan melalui a
broker, bukan melalui perantara, "jelasnya. Sesuai dengan Endro, pameran tersebut akan digelar dari Asosiasi PT
Asosiasi Industri Kerajinan dan Mebel Indonesia (Asmindo) Java-Bali akan mencakup 350 perabot dan kerajinan
pengusaha di Jawa-Bali. "Target pameran memang 60 persen ke pasar ekspor, sementara 40 persen untuk itu
ekonomi domestik, "katanya, seperti dikutip dari Antara. Dia mengatakan, tujuan utama semua JIFFINA 2016 adalah untuk menarik pasar ekspor.
lebih dekat ke pusat-pusat lokal. Tampilan juga akan mengarahkan pembeli dari luar negeri misalnya Jerman, Malaysia, Singapura dan ASEAN lainnya
negara. Seiring dengan rencana untuk membawa pasar ekspor mendekati produsen, menurut Endro, JIFFINA 2016 diadakan di Jakarta
menanggapi masuknya Indonesia ke ASEAN Economic Community (MEA). "Ini adalah pameran kerajinan dan furnitur terbesar di DIY di
Era Komunitas Ekonomi ASEAN (MEA), "kata Endro yang juga wakil ketua Asmindo DIY.Baca juga: contoh plakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar